Menjadi yang terdepan




TUGAS

PENGANTAR ILMU PETERNAKAN

PERAN, FUNGSI DAN PENTINGNYA TERNAK ITIK




OLEH :

KELOMPOK VI

NAMA :                                             STB :

·        MUANMAR BAKAL                           L1A1 12 090








FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI


BAB I
PENDAHULUAN
A.          LATAR BELAKANG
         Itik adalah hewan yang mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari itik ini, yakni telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Permintaan daging dan telur itik sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang enak. Telur itik bisa dibuat telur asin yang enak dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi.
         Pemeliharaan itik dari masa ke masa, profilnya adalah peternakan itik rakyat atau itik kampung, yang skala pemeliharaannya kecil dan umumnya diumbar. Itik mempunyai karakteristik khas unggas petelur termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal darijenis : Indian Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam perkembangannya di Indonesia, Indian Runner banyak dipelihara di wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik Alabio, di daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali.  
         Kemampuan bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun dan bila dipelihara semi insentif berkisar 90 - 100 butir saja. Prospek dari usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi insentif maupun kearah insentif. Usaha peternakan itik di Indonesia  telah  lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal  bagi  pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik. Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil.

B.           PERUMUSAN MASALAH
A.          Bagaiamanakah peranan ternak Itik sebagai penghasil daging, telur & tempat usaha?
B.           Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi daging Itik ?
C.           Jenis Itik apa saja yang dapat dijadikan sebagai Itik pedaging ?
D.           Sebutkan masalah yang dapat mempengaruhi kualitas mutu telur ?
E.            Mengapa banyak dikalangan masyarakat yang lebih memilih utuk beternak Itik ?
C.          TUJUAN
            Tujuan dari penulisan makalah ini, adalah untuk mengetahui bagaimana peran ternak itik sebagai penghasil daging, telur & sebagai tempat usaha, kiat- kiat untuk meningkatkan produksi daging Itik, jenis itik yang dapat dijadikan sebagai Itik pedaging, masalah- masalah yang mempengaruhi kualitas mutu telur, dan yang terakhir alasan masyarakat lebih memilih untuk beternak itik.










BAB II
PEMBAHASAN
A.          PERAN TERNAK ITIK
·               Sebagai penghasil daging
         Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam. Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula 32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga itik afkir di pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 s/d Rp. 35.000 ataunaik sekitar Rp.5.000 s/d Rp.10.000 per ekor (Poultry Indonesia,Mei 2010).Tingginya permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem produksi yang ada sekarang, disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara pemeliharaan yang cenderung masih tradisional. Akibatnya, pemeliharaan itik secara tradisional mengandung risiko yang besar, bagi itik maupun bagi kelanjutan usaha peternakan itu sendiri. Selain itu, tidak mengherankan jika produktivitas ternak itik di pedesaan masih rendah dan jauh dari harapan jika terus mempertahankan pola pemeliharaan yang tradisional.
         Sulit untuk menghindari impor daging itik dari negara lain, diperlukan upaya untuk mengubah pola pemeliharaan itik dari tradisional menjadi semi intensif atau intensif demi peningkatan kualitas produk. Intensifikasi merupakan paduan kegiatan yang menyangkut penggunaan teknologi, manajemen, dan efisiensi penggunaan lahan yang memberi daya guna optimal. Pemeliharaan itik intensif dapat diartikan sebagai usaha peningkatan cara pemeliharaan dari tradisional kearah yang lebih mendukung produktivitas. Pemeliharaan itik intensif tidak mengenal penggembalaan, karena itik secara terus menerus dikandangkan.
         Dengan demikian dalam pelaksanaannya dianjurkan menerapkan sapta usaha yang menyangkut tujuh rangkaian kegiatan berikut :
1.Pemeliharaan bibit yang baik
2.Pengendalian penyakit
3.Perkandangan
4.Pemberian pakan
5.Pengelolaan pascapanen
6.Manajemen usaha
7.Pemasaran
         Permintaan konsumen terhadap daging itik yang semakin meningkat harus dipertahankan dengan selalu menampilkan hidangan daging itik dengan aneka ragam olahan,       Selain itu, daging itik lebih alot (meski untuk sebagian yang lain, alotnya daging itik member sensasi tersendiri). Beberapa penelitian yang diupayakan untuk mengurangi bau amis daging itik telah dilakukan dengan pemberian antioksidan alami maupun sintetis. Antioksidan alami tersebut berupa daun beluntas kering sebanyak 1 % yang ditambahkan dalam pakan. Adapun antioksidan sintetis yang diberikan adalah vitamin E dan C (penelitian Febriana, 2006 dan Randa, 2007).
·               Cara meningkatkan produksi daging itik
          Untuk meningkatkatkan usaha produksi itik daging, tidak cukup hanya dengan memanfaatkan bibit atau pemberian pakan yang  baik, menyediakan perkandangan yang aman dan nyaman tetapi peternak juga harus mampu mengenali gerak-gerik dan tingkah laku ternaknya. Dengan demikian peternak dapat langsung mengetahui apa yang terjadi dan apa yang diinginkan ternak peliharaannya dengan cepat dan tepat. Sebagai contoh, anak itik yang baru menetas ada yang kelihatan lemas dan sering tidur. Penyebabnya mungkin karena sulit belajar makan atau malas. Bila tidak dibantu maka pertumbuhan anak itik tersebut akan kurang baik. Pada umur 2 hari anak itik sudah harus rajin makan. Untuk merangsangnya, dapat memanfaatkan tingkah laku anak itik yang yang selalu ingin tahu dan mengikuti apa yang dilakukan temannya. Anak itik ini biasanya akan mengorek-ngorek atau mengetuk-ngetuk tempat pakan. Tingkah laku ini akan diikuti oleh anak itik lainnya. Kemudian anak itik akan mulai makan.
·               Macam – macam Itik pedaging
1.            Itik local jantan
          Saat ini, daging itik lokal banyak digemari oleh konsumen karena rasanya yang gurih berbeda dengan unggas pedaging lainnya. Dari pengalaman dan informasi dari peternak dan pembibitan ternyata permintaan anak itik jantan dan itik lokal sangat tinggi. Kekurangan itik lokal jantan adalah pertumbuhan badan maupun bulunya lambat serta kurang efisien dalam penggunaan pakan.
2.            Entok    
         Dari segi pertumbuhan dan besarnya badan, sebenarnya entok lebih banyak menghasilkan daging dibandingkan dengan itik lokal. Bobot badan entok jantan dapat mencapati 1.5- 2 kali bobot entok betina. Laju perkembangan entok agak lambat karena telur yang dihasilkan sedikit serta proses penetasan yang lebih lama dibanding dengan itik (35 hari).
3.            Mandalung dan Tiktok
          Mandalung adalah hasil persilangan itik dan entok dan pada umumnya untuk menghasilkan mandalung dilakukan secara alami, yaitu dengan menggunakan itik sebagai pejantan dan entok betina. Hal ini dilakukan karena perbedaan berat antara entok dan itik. Tapi dari segi produksi, cara ini kurang efisien karena telur yang dihasilkan entok betina jumlahnya tidak sebanyak itik. Selanjutnya setelah entok betelur antara 15 – 20 butir, entok harus mengerami telur tetas selama 35 hari dan baru mulai betelur lagi setelah 2 bulan kemudian. Untuk menghasilkan mandalung dalam jumlah yang besar,  perkawinan silang alami dilakukan dengan menggunakan entok sebagai penjantan dan itik betina. Tetapi perbedaan bentuk badan merupakan permasalah yang timbul sehingga proses perkawinan silang secara alami sulit untuk dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, dapat ditempuh dengan  melakukan proses perkawinan silang melalui cara kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).
4.            Itik Raja
         Itik raja merupakan itik hibrida jantan hasil perkawinan silang antara itik mojosari dan itik alabio yang dikembangkan oleh Balitnak Ciawi Bogor dengan BPTU Kambing Domba dan Itik Pelaihari, Kalimantan Selatan. Itik ini memiliki keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan itik lokal serta memiliki daging yang lebih tebal. Di samping itu, itik raja tahan terhadap penyakit dan tahan stress serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dengan menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif, dalam waktu 6 minggu, bobot  badan itik raja dapat mencapai berat antara 1,2 – 1,4 kg dengan persentase karkas 60 – 65 %. Dengan melihat keunggulan itik raja maka sudah selayaknya itik raja ini menjadi pilihan bagi peternak yang akan menekuni usaha ternak itik lebih khususnya usaha itik pedaging.
5.      Itik PMp
         Bibit Itik Pedaging Unggulan Lokal Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi-Bogor. Bibit itik ini secara genetis mengandung kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai atas dan dapat diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan karkas ukuran sedang ataupun besar, sesuai permintaan konsumen, dengan kualitas daging itik yang tinggi. Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan itik tipe petelur dalam penyediaan daging itik yang dapat berakibat pada terjadinya pengurasan sumberdaya genetik itik petelur. Selain itu, dalam upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan substitusi daging itik impor.



·         Sebagai Penghasil Telur
Ø   Itik Sebagai "Mesin" Pencetak Telur
http://foragri.blogsome.com/images/Itik_Petelur.jpg
            Produktifitas itik masih kalah dibanding ayam ras petelur. Paling tinggi kemampuan bertelur itik hanyalah 250 butir per ekor per tahun. Itik magelang (itik kalung) malahan hanya sekitar 180 butir per ekor per tahun. Sementara ayam petelur bisa sampai 300 butir. Tetapi untuk keperluan tertentu, telur itik tidak bisa tergantikan oleh telur ayam. Bahkan telur itik biru juga tidak bisa tergantikan oleh telur itik yang berwarna putih. Misalnya untuk keperluan telur asin dan martabak. Untuk dua produk tersebut, mutlak diperlukan telur itik yang berwarna biru. Karenanya, meskipun  volume produksinya relatif kecil dibanding telur ayam ras, peran telur itik tetap tidak akan tergusur oleh telur ayam ayam ras. Hingga agroindustri telur itik berkembang sesuai dengan hukum pasar. Profesionalitas pun berjalan. Bahkan kreatifitas juga bermunculan. Misalnya sistem penetasan telur dengan teknologi sekam yang hemat energi. Pemanfaatan sisa-sisa nasi dari warteg (warung tegal) untuk pakan itik dll. Sentra-sentra peternakan itik pun tumbuh di Cirebon, Kuningan, Brebes dan Tegal (itik tegal); Sukabumi, Cianjur, Magelang dan Boyolali (itik magelang); sekitar Mojokerto (itik mojosari); di Bali (itik bali); dan di Kab. Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (itik alabio). Itu tadi merupakan sentra-sentra utama yang hasilnya dipasarkan secara nasional. Selain itu masih ada pula sentra-sentra kecil yang hasil telur maupun dagingnya hanya untuk konsumsi lokal. 
Di sentra-sentra itik tersebut, telah tercipta suatu sistem yang mengarah pada spesialisasi. Di Amuntai, Kab. Hulu Sungai Utara, ada peternak yang khusus menghasilkan telur konsumsi, ada yang hanya telur tetas, ada spesialis penetasan, spesialis pembesaran itik betina, itik jantan, bahkan ada yang spesialisasinya membuat kandang, meramu pakan, menyalurkan itik jantan dll. Pola agroindustri seperti itu, sudah merata terdapat di hampir semua sentra itik di Indonesia. Masing-masing jenis itik, memiliki spesifikasi tertentu yang sangat khas. Itik tegal berukuran kecil, posisi tubuh tegak dengan postur langsing, warna bulu cokelat muda cerah. Ukuran telur sedang, warna kulit telur biru cerah. Produktifitas sekitar 200 butir per ekor per tahun. Itik mojosari mirip dengan itik tegal. Bedanya, warna bulu lebih gelap, posisi tubuh lebih menunduk. Ukuran, warna kulit dan produktifitas telur sama dengan itik tegal. Itik magelang merupakan itik "raksasa". Karena ukuran tubuh serta telurnya lebih besar. Posisi tubuh lebih menunduk dari itik mojosari. Warna bulu lebih gelap. Ciri khasnya terdapat gelang warna (kalung) pada lehernya. Hingga kadang-kadang disebut sebagai itik kalung. Selain lebih besar, telur itik magelang juga berwarna biru agak gelap. Produktifitas telur paling tinggi 180 butir per ekor per tahun.
Itik bali rata-rata berwarna somi (cokelat muda). Sebab meskipun variasi warna itik bali sangat beragam, namun yang paling digemari para peternak adalah warna somi. Selain itu masih ada warna putih, hitam, sundihan (cokelat gelap bergaris hitam) dan sikep (warna elang). Ciri khas itik bali adalah adanya jambul pada bulu kepalanya. Hingga kadang-kadang itik bali disebut sebagai itik jambul. Ukuran telurnya lebih besar dibanding itik tegal, namun lebih kecil dari itik magelang. Warna  kulit telurnya putih. Produktifitasnya sedikit lebih kecil dibanding itik tegal maupun mojosari. Semua itik tadi, warna kulit kakinya kelabu agak kehitaman. Hanya itik alabiolah yang warna kulit kakinya oranye cerah, mirip itik peking. Warna bulu itik alabio abu-abu berbintik hitam. Ukuran tubuhnya kecil dengan posisi sangat menunduk. Ukuran telurnya paling kecil, dengan bentuk lebih bulat. Warna kulit telur abu-abu. Produktifitasnya bisa sampai 250 butir per ekor per tahun. Itik petelur yang dikembangkan di Inggris adalah khaki chambel yang merupakan silangan itik rouan Perancis, itik liar dan itik jawa (itik tegal). Produktifitas telurnya bisa lebih dari 250 butir per ekor per tahun. Namun telur khaki chambel kurang disenangi karena warna kulitnya putih seperti halnya telur itik bali.  Selain itik petelur tersebut, masih ada pula itik manila (entok) serta itik peking yang dipelihara untuk dimanfaatkan bulu serta dagingnya. Bulu itik manila/peking antara lain untuk shuttle cock dan pengisi bantal serta kasur.  
Ada dua pola pemeliharan itik di Indonesia. Pertama pola tradisional (konvensional) dengan cara digembalakan. Kedua cara modern (intensif) dengan dikandangkan. Di Jawa, masih banyak pemeliharaan itik dengan pola tradisional. Satu kawanan itik berjumlah minimal 200 ekor dengan dua penggembala. Kawanan itik ini sama sekali tidak pernah "pulang" ke rumah pemiliknya. Mereka mengembara dari satu persawahan ke persawahan lain, sesuai dengan musim panen. Pada musim panen demikian, produksi telur itik tegal dan mojosari bisa mencapai 80% dari total populasi. Paling sedikit 60%. Sebab seluruh kebutuhan nutrisi itik tercukupi dari lahan penggembalaan. Karbohidrat dan protein nabati, tercukupi dari sisa-sisa padi yang rontok sehabis dipanen. Protein hewani akan tercukupi dari siput, anak kodok, cacing, yuyu (kepiting sawah) dll. Selain itu di sawah tersebut juga terdapat gulma seperti genjer, semanggi, bengok dll. yang akan memenuhi kebutuhan serat kasar, vitamin dan mineral bagi itik. Kualitas telur itik gembalaan luarbiasa baik. Kulit telurnya sangat tebal dan kuat,  berwarna biru cerah kehijauan. Warna kuning telurnya benar-benar kuning mengarah ke jingga. Para produsen telur asin kualitas baik akan selalu memilih telur itik gembalaan. Demikian pula halnya dengan para pembibit itik (pengusaha penetasan). Sebab daya tetas telur itik gembalaan rata-rata mencapai 80%. Para pedagang martabak, malahan mengharuskan bahan baku dari telur itik magelang hasil gembalaan. Sebab selain berukuran besar, warna kulit telur benar-benar biru tajam hinga  sangat menarik.
Itik gembalaan selalu diberi pejantan. Tiap 100 ekor terdiri dari 90 betina dan 10 jantan. Karenanya telur itik gembalaan akan selalu terbuahi (fertil), hingga paling baik untuk ditetaskan. Itik-itik ini benar-benar tidak pernah pulang. Kalau siang mereka merada di sawah yang habis dipanen, malam harinya mereka juga tidur di pinggiran sawah tersebut. Agar itik-itik itu tidak kabur, lokasi tidur tersebut dibatasi dengan pagar sederhana dari anyaman bambu 50 cm. Pagar ini didirikan dengan patok-patok bambu yang bisa dicabut dan dipasang. Pagarnya sendiri bisa digulung dan diangkut ke mana-mana. Apabila hujan, para penggembala sudah siap dengan tenda-tenda plastik (bivak) yang dikerudungkan di atas pagar tersebut. Penggembalanya sendiri akan berjaga-jaga dan tidur bergantian di dekat tempat itik itu. Paginya, itik akan bertelur di sawah dan  segera dikumpulkan oleh penggembala untuk dijual ke pasar terdekat. atau didatangi tengkulak. Apabila lokasi penggembalaan itu sudah habis cadangan pakannya, itik berikut penggembalanya akan pindah ke tempat lain. Demikian seterusnya sampai itik tersebut harus diafkir untuk digemukkan dan dipotong.
Pada pemeliharaan dengan sistem kandang, itik sama sekali tidak pernah pergi-pergi. Kandang seluas 5 X 10 m. misalnya, akan mampu menampung 100 ekor itik. Sepertiga atau seperempat dari luas kandang tersebut diberi atap untuk tidur dan bertelur itik. Pakan itik yang dipelihara secara intensif ini sangat bervariasi. Paling ideal  itik diberi pakan ayam ras petelur yang saat ini harganya sudah sekitar Rp 2.500,- per kg. Satu kg. pakan cukup untuk memberi ransum 10 ekor itik dewasa. Hingga biaya pakan per ekor per hari jatuhnya Rp 250,- Harga 1 butir telur antara Rp 600,- sd. Rp 800,- di tingkat peternak. Harga itik dara siap telur sekitar Rp 35.000,- per ekor, dengan masa bertelur 1,5 tahun. Berarti penyusutan per ekor per hari Rp 64,- Masih harus diperhitungkan pula biaya penyusutan kandang dan peralatan, upah karyawan, rasio itik bertelur dan tidak bertelur dsb. Hasil telur yang ada misalnya 80% dari 90 ekor (betina) = 72 ekor. Dengan harga Rp 800, maka pendapatan kotor per hari dari 100 ekor itik Rp 57.600,- Pendapatan itu akan digunakan untuk pakan bagi 100 ekor itik X 250,- = Rp 25.000,- Sisanya untuk biaya penyusutan induk, kandang, upah buruh dll. hingga akan tersisa pendapatan bersih. Apabila penggunaan pakan toko kurang menguntungkan, maka bisa dicari pakan alternatif. Misalnya ampas tahu, dedak, nasi kering (eks warteg), kepala udang dll.
Beda dengan ayam ras maupun kampung (petelur), itik akan mengalami rontok bulu (laring) setelah satu periode, sekitar 1 sd. 1,5 tahun. Pada saat rontok bulu ini, produksi akan berhenti total selama 3 bulan.  Biasanya para peEernak yang berpengalaman, tidak akan menunggu sampai periode rontok bulu ini datang secara alamiah. Mereka akan memaksa "puasa" itik mereka selama 3 hari, dengan hanya diberi minum saja. Dengan dipuasakan demikian, itik akan langsung masuk periode rontok bulu. Apabila dalam satu angkatan, peternak memiliki 300 ekor itik, maka masa laring ini akan dibuat bertahap. Pertama akan dirontokkan 100 ekor itik. Sementara yang 200 tetap produktif. Setelah 3 bulan, kelompok rontok bulu I sudah akan mulai produksi kembali. Pada saat itulah kelompok II sebanyak 100 ekor dipuasakan hingga masuk periode rontok bulu. Hingga tetap ada 200 ekor itik yang berproduksi. Pada saat kelompok rontok bulu II mulai produktif, kelompok III dirontokkan. Dengan melakukan perontokan secara bertahap demikian, maka dari 300 ekor itik tersebut, hanya 100 ekor yang tidak berproduksi. Itik yang sudah mengalami laring sekali, masih bisa dipelihara sebagai petelur selama satu periode lagi. Pada saat menjelang laring II, itik digemukkan untuk diafkir dan dipotong. Ada pula peternak yang tetap mempertahankan pemeliharaan sampai laring III, namun produktifitasnya sudah akan sangat menurun.





·         Kuning Telur & Mutu Telur Itik
http://far71.files.wordpress.com/2011/08/kuning-telur-bebek.jpg
         Pada dasarnya unggas air berkembang biak dengan cara bertelur, demikian pula dengan itik, bebek, ayam, puyuh dan sebagainya. Secara alamia di dalam telur telah disediakan segala yang dibutuhkan embrio untuk berkembangbiak seperti sumber makanan. Selain makanan, telur juga dilengkapi dengan cangkang yang keras yang berfungsi untuk melindungi embrio dari pengaruh luar seperti goncangan dan sebagainya. Di samping sebagai alat untuk berkembang biak, telur bebek juga dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan. Karena dalam telur terkandung nilai gizi yang tinggi dan hampir lengkap, dan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Hal inilah juga yang mendorong usaha peternakan bebek dan unggas lainnya dalam rangka memproduksi telur tanpa pembuahan, yang sekarang ini, kita kenal dengan istilah budidaya ayam ras petelur, burung puyuh, dan budidaya itik secara intensif (terkurung).

http://far71.files.wordpress.com/2011/08/telur-bebek-yang-dikemas-apik.jpg?w=300
         Mutu telur dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bentuk luar yang berupa cangkang dan isi dalam telur. Faktor luar adalah seperti  bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur. Sedangkan isi telur adalah  kekentalan putih telur, warna serta posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bercak-bercak dalam putih telur dan kuning telur. Telur yang masih segar, kualitas bagian luar telur tidak banyak mempengaruhi bagian dalamnya. Jika telur tersebut dimasak dan dimakan langsung, kualitas telur bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi bila telur akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas kulit telur harus diperhatikan. Kondisi kulit telur yang rendah akan berdampak buruk terhadap keawetan telur. Mutu isi dalam telur tanpa perlakuan khusus tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu ruang, telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecahkan isinya tidak mengumpul lagi. Adapun kualitas atau mutu telur dapat dipengaruhi oleh :
1.            Faktor keturunan ; unggas yang dihasilkan dari keturunan yang baik, umumnya akan mampu menghasilkan telur yang berkualitas baik juga.
2.            Kualitas makanan; makanan yang berkualitas (komposisi bahan yang tepat, baik jumlah dan kandungan nutrisi pakan) akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan kesehatan unggas. Sehingga dengan demikian, unggas tersebut akan mampu memberikan atau menghasilkan telur yang berkualitas juga.
3.            Cara perawatan ; perawatan unggas berkaitan dengan kebersihan atau sanitasi kandang, lingkungan, serta kualitas pakan yang diberikan pada ternak. Sanitasi kandang yang baik dan yang didukung oleh kualitas pakan akan dapat meningkatkan kualitas telur konsumsi.
4.            Iklim ; pengaruh cuaca di sekitar lokasi kandang akan sangat mempengaruhi kehidupan unggas yang dikembangbiakan. Iklim yang cocok dengan persyaratan hidup unggas yang dipelihara akan sangat mendukung kesehatan dan pertumbuhan unggas.
5.            Umur telur ; yang dimaksud disini adalah umur telur setelah ditelurkan pertama kali oleh unggas. Secara umum, telur memiliki masa simpan segar sekitar 2-3 minggu. Telur yang disimpan melebihi jangka waktu penyimpanan segar akan mengalami penurunan kualitas bahkan dapat menjadi busuk.
3.            Sebagai Tempat Usaha
         Beternak itik bagi sebagian orang terasa lebih menjanjikan daripada beternak unggas jenis lainnya. Pertm, produk yang dihasilkan yaitu telur terasa lebih ‘dihargai’ sebab penjualannya dihitung bijian bukan kiloan sebagaimana halnya telur ayam ras. Ke dua, cara pemeliharaan dan perawatan yang relatif mudah serta lebih tahan terhadap penyakit. Ke tiga jumlah permintaan telur yang terus naik dari tahun ke tahun. dan Ke empat yaitu permintaan akan daging konsumsi juga tinggi. Dari gambaran di atas sebenarnya masih ada ruang atau kesempatan yang sangat luas untuk memulai usaha ini. Akan tetapi timbulmasalah bagi pemula yaitu dari mana memulai usaha ternak itik? Apa sebaiknya beternak itik untuk menghasilkan telur saja, apa beternak itik untuk menghasilkan DOD, atau usaha pembesaran DOD, atau penetasan? Nah berikut gambaran singkat tentang beberapa pilihan usaha dalam menjalankan bisnis ini.
1.            Mengkususkan usaha untuk menghasilkan telur tetas.
         Untuk menghasilkan telur tetas yang baik ratio jantan dan betina adalah 3-5 pejantan untuk 50-100 ekor itik betina. Di sarankan terdapat kolam di dalam kandang untuk aktifitas berenang itik agar terjadi proses kawin secara alami. Telur itik yang sudah terkumpul di tetaskan dengan bantuan mesin penetas karena naluri mengeram itik sangat rendah atau bahkan tidak ada. Bisa juga dengan bantuan jasa menthok, akan tetapi hal ini akan menambah biaya lagi untuk pemeliharannya. Lama penetasan baik dengan mesin penetas atau menthok ± 28 hari. Lama penyimpanan telur tetas yang baik adalah kurang dari 7 hari.
2. Usaha penetasan, yaitu menetaskan telur itik menjadi DOD (Day Old Duck).
         Karena lama penetasan yang lebih panjang dari pada telur ayam maka perlu pertimbangan lagi untuk memulai usaha ini. Ada dua hal yang penting dalam memulai usaha ini yaitu bagaimana cara mendapatkan telur tetas yang baik dan memilih mesin penetas. Anda bisa membuka artikel kami lainnya untuk penjelasan ke dua hal tersebut. Keuntungan dalam usaha ini akan berlipat apabila begitu DOD menetas langsung dapat terjual, kalau tidak maka perlu biaya tambahan untuk memelihara DOD untuk beberapa jangka waktu beberapa hari. Kami menyarankan bagi peternak pemula untuk mencari relasi yang dapat dipercaya sebagai penyuplai telur tetas karena menyangkut nama baik usaha yang akan kita rintis. Sekali citra usaha kita buruk maka agak sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Lebih aman kalau kita memiliki pembibitan (breeding) sendiri untuk menjaga kualitas dan kontuinitas usaha.
3. Pembesaran DOD untuk dijadikan pedaging.
            Beberapa tahun terakhir usaha ini sudah banyak mendapat perhatian dari para investor. Pada umumnya DOD yang dijadikan sebagai pedaging adalah DOD jantan. Kenapa? Di samping harga bibitnya lebih murah juga kelebihan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang lebih cepat jika dibandingkan dengan betina. Masa pemeliharaan yang relatif singkat yaitu sekitar 2 – 3 bulan juga menjadi daya tarik tersendiri. Untuk para pemula yang akan terjun dalam bisnis ini harus pandai-pandai berhitung soal pakan karena fluktuasi harganya yang gampang berubah.
4. Usaha pembesaran DOD sampai menjelang bertelur (bayah).
            Bayah adalah sebuatan itik betina siap bertelur yang berumur kira-kira 4-5 bulan. Biasanya system pemeliharaan bayah lebih banyak digembalakan karena di samping untuk lebih menekan biaya pakan juga untuk memberi kesempatan itik untuk berburu pakan alami kesenangannya seperti cacing, ikan-ikan kecil dan juga sebagai sarana exercise agar tubuh tidak kegemukan sehingga dapat menghambat produksi nantinya. Setelah itik sudah menandakan tanda-tanda akan bertelur maka itik bisa ditawarkan kepada calon pembeli. Ada satu trik saat menjual bayah yaitu usahakan menjual bayah ketika itik sudah mulai bertelur dan itu akan membawa ke harga jual yang lebih yang tinggi. Kita bisa menaikkan harga sampai Rp 500,- per ekor dan kita bisa bayangkan kalau bayah yang kita jual per minggu ada 100 ekor??
5. Usaha beternak itik untuk di ambil telurnya.
            Usaha ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita. Peternak bisa memeliharanya dari semenjak DOD atau langsung membeli itik siap bertelur (bayah). Keuntungan kalau kita memelihara sejak DOD adalah kita tahu tingkah laku ternak yang kita perlihara sehingga kita lebih paham akan kondisi ternak.        Akan tetapi ada juga sisi kelemahannya yaitu butuh kesabaran waktu dan modal karena kita terus mengeluarkan uang sejak DOD sampai itik-itik tersebut mulai bertelur. Adapaun sisi kelebihan kalau kita membeli langsung dari bayah adalah kita akan langsung dapat memetik hasilnya dalam waktu dekat. Sisi kelemahannya yaitu butuh modal yang besar, dan juga kesiapan mental untuk menghadapi stress yang tinggi karena perpindahan lokasi dan juga perbedaan penanganan ternak. Bagaimana untuk orang yang belum mengetahui sama sekali dunia itik dan ingin terjun dalam bisnis ini? Kami menyarankan bagi pemula untuk memulai usaha ternak itik yang menghasilkan telur saja. Sebab kalkukasi perhitungan usaha lebih mudah jika dibandingkan dengan lainnya. Dari usaha ini akan di dapat pengalaman cara beternak yang baik dan benar sehingga kalau kita akan melangkah lebih jauh untuk perluasan usaha atau diversifikasi usaha tidak akan banyak mengalami kesulitan.
B.     FUNGSI TERNAK ITIK
v    Bagi Kesehatan Manusia
1. Protein

            Seperti halnya unggas lainnya, daging bebek pun merupakan sumber protein hewani yang baik. Dalam tiap 100 gram daging bebek panggang tanpa kulit mengandung 23,5 gram protein atau mencukupi sekitar 47% kebutuhan protein harian Anda.
2. Lemak
            Daging bebek memiliki kandungan lemak sehat. Komposisi lemak pada daging bebek mengandung 35,7% lemak jenuh, 50,5% lemak tak jenuh tunggal (tinggi dalam asam linoleat) dan 13,7% lemak tak jenuh ganda (yang mengandung lemak esensial Omega 6 dan Omega 3). Jadi, selama dikonsumsi dalam jumlah secukupnya, daging bebek akan cukup memasok lemak sehat bagi tubuh anda.


3. Vitamin 
          Riboflavin – Tiap 100 gram daging bebek panggang mengandung 0,5 mg riboflavin atau memenuhi 28% dari kebutuhan sehari Anda, yang penting untuk membantu melepaskan energi dari makanan serta mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.
·               Niacin – Dalam 100 gram daging bebek panggang, terkandung 5,1 mg niacin (25% kebutuhan niacin sehari). Niacin berguna untuk membantu kesehatan kulit, sistem saraf dan sistem pencernaan.
·               Tiamin – Sekitar 0,3 mg tiamin ditemukan dalam 100 gram daging bebek panggang (17% kebutuhan), yang penting untuk metabolisme energi serta fungsi saraf dan otot.
·               Asam Pantotenat – Dengan mengkonsusmi 100 gram daging bebek panggang, akan memasok tubuh Anda dengan 1,5 mg asam pantotenat (15% kebutuhan harian). Vitamin ini sangat berperan untuk menjaga komunikasi antar sistem saraf dan reaksi enzimatik tubuh lainnya.
·               Vitamin B6 – Tiap 100 gram daging bebek panggang mengandung 0,3 mg vitamin B6 atau memenuhi 13% dari kebutuhan sehari kita. Vitamin yang disebut juga dengan piridoksin ini berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
·               Vitamin B12 – Daging bebek juga merupakan sumber vitamin B12 yang baik, yang penting untuk mencegah anemia, dengan kandungan sebanyak 0,4 mcg vitamin B12 ( memenuhi 7% kebutuhan ) dalam tiap 100 gram daging bebek panggang.
4. Mineral
·               Selenium – Selenium adalah mineral yang juga bertindak sebagai antioksidan bagi tubuh Anda. Dan dalam 100 gram daging bebek panggang mengandung 22,4 mcg selenium (32% kebutuhan).
·               Fosfor – Sekitar 203 mg fosfor (memenuhi 20% kebutuhan harian) akan Anda dapatkan dengan mengkonsumsi 100 gram daging bebek panggang. Fosfor adalah mineral penting untuk proses mengubah makanan menjadi energi dalam tubuh Anda.
·               Zinc – Makanan hewani termasuk sumber zinc yang baik, termasuk juga daging bebek. Setiap mengkonsumsi 100 gram daging bebek panggang, Anda akan mendapat asupan zinc sebesar 2,6 mg (17% kebutuhan). Zinc dibutuhkan untuk membantu sistem imun tubuh dan diperlukan untuk sintesis DNA.
·               Zat besi – Ada sekitar 2,7 mg zat besi yang terkandung dalam 100 gram daging bebek panggang (15% kebutuhan). Zat besi penting bagi pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga mencegah anemia.
·               Tembaga – Konsumsi 100 gram daging bebek panggang akan memasok 0,2 mg tembaga dalam tubuh Anda (12% kebutuhan harian). Mineral ini penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental Anda.
·               Sodium – Kandungan sodium dalam daging bebek tergolong cukup rendah, karena hanya mencapai 65 mg per 100 gram daging bebek panggang, yang berarti memasok 3% dari anjuran konsumsi sodium sehari untuk menjaga kerja otot dan level tekanan darah yang optimal. Bebek adalah spesies burung dalam keluarga Anatidae, yang olahan dagingnya menjadi berbagai masakan sudah dikenal di berbagai belahan dunia selama bertahun-tahun. Contohnya bebek Peking, masakan berbahan daging bebek dari Cina yang sudah dikenal sejak zaman Dinasti Ming. Karena kelezatannya, bebek Peking pun dikenal dan tersebar di hampir seluruh penjuru dunia. Meski demikian, belum tentu semua orang mengetahui nilai gizi yang terkandung dalam daging bebek.
·               Niacin – Dalam 100 gram daging bebek panggang, terkandung 5,1 mg niacin (25% kebutuhan niacin sehari). Niacin berguna untuk membantu kesehatan kulit, sistem saraf dan sistem pencernaan.
·               Tiamin – Sekitar 0,3 mg tiamin ditemukan dalam 100 gram daging bebek panggang (17% kebutuhan), yang penting untuk metabolisme energi serta fungsi saraf dan otot.
·               Asam Pantotenat – Dengan mengkonsusmi 100 gram daging bebek panggang, akan memasok tubuh Anda dengan 1,5 mg asam pantotenat (15% kebutuhan harian). Vitamin ini sangat berperan untuk menjaga komunikasi antar sistem saraf dan reaksi enzimatik tubuh lainnya.
·               Vitamin B6 – Tiap 100 gram daging bebek panggang mengandung 0,3 mg vitamin B6 atau memenuhi 13% dari kebutuhan sehari kita. Vitamin yang disebut juga dengan piridoksin ini berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
·               Vitamin B12 – Daging bebek juga merupakan sumber vitamin B12 yang baik, yang penting untuk mencegah anemia, dengan kandungan sebanyak 0,4 mcg vitamin B12 (memenuhi 7% kebutuhan) dalam tiap 100 gram daging bebek panggang.
v   Bagi Tanaman / Tumbuhan
1.            Sebagai Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah tersebut. Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman, Selain dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pakan, atau gasbio, kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan mengubahnya menjadi briket dan kemudian dijemur/dikeringkan.
Untuk meningkatkan hasil produksi padi, seorang petani bernama Imam warga RT 06 Desa Labangka Barat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU mampu meningkat setelah memanfaatkan kotoran ternak itik miliknya sebagai pupuk organik. Imam yang juga berprofesi sebagai guru SDN 002 Babulu kepada Koran Kaltim ketika ditemui di sela-sela aktifitas di lahan per-tanian miliknya, mengatakan, penggunaan kotoran itik tersebut di-temukan secara tidak sengaja dan mampu memperkecil biaya opera-sional pertanian dan hasil cukup memuaskan, dengan cara memelihara ternak itik di lokasi sawahnya.
Diakuinya, setelah dirinya meng-andalkan pupuk dari hewan ternak itiknya yang berjumlah 46 ekor, hasil padi miliknya mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya, selain biaya murah, menggunakan pupuk dari kotoran itik juga semakin menyuburkan padi dan hasilnya semakin melimpah. “Dari kurang lebih 6 hektar areal sawah dalam satu kali panen mampu menghasilkan 24 ton beras dengan kualitas Kristal, dengan hasil itu secara otomatis pendapatan keluarga ikut meningkat. Setiap hari libur ataupun pulang mengajar saya memanfaatkan bersama keluarga saya  menggarap sawah, hasilnya lumayan bisa menambah penghasilan keluarga,” kata Iman
C.    PENTINGNYA TERNAK  ITIK
1.      Sebagai Usaha Rumah Tangga
Begitu Musiran (54) masuk kandang, itik-itik itu langsung berhamburan menghampirinya. Dengan cekatan, puluhan itik langsung mencocor makanan yang dibawa sang majikan. Setelah kenyang, mereka menyingkir dan Musiran langsung membawa ember makanan itu keluar kandang.Itulah aktivitas rutin Musiran, warga Dusun Bogoran, Trirenggo, Bantul. Tiga puluh tahun sudah ia membudidayakan itik untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah itik yang ia kembangkan sudah mencapai 1.110 ekor. Pengembangan itik diarahkan untuk dua hal, produksi telur dan bibit. Untuk telur, peternak menjual dengan sistem butiran. Tiap butir dihargai Rp 1.100. Untuk bibit, ia jual Rp 3.500 per ekor. "Bibit adalah itik yang baru saja menetas. Pembeli bisa membeli bibit saat masih berwujud telur dengan harga Rp 1.200 per butir," katanya, Selasa (24/5). Dalam sehari, jumlah telur yang terkumpul mencapai 660 butir atau setara Rp 726.000. Dari jumlah itu, Musiran harus menyisihkan sekitar Rp 500.000 untuk biaya pakan. Jadi, keuntungan bersih dari telur itik mencapai Rp 226.000 per hari. Untuk pakan, Musiran menghabiskan 190 kilogram konsentrat yang dicampur katul dan nasi aking. Di Bogoran ada 25 warga yang mengembangkan usaha serupa.
            Mereka tergabung dalam Kelompok Ternak Itik Gurun Sahara. Jumlah populasi total itik mereka mencapai 3.000 ekor. Guna menjaga lingkungan supaya tidak kotor dan berbau, mereka mengandangkan itik secara berkelompok. Ada enam kandang yang tersedia. Kandang itu berlokasi di sekitar sungai kecil. Tujuannya agar perkembangan itik lebih maksimal. "Itik paling suka berada di sungai. Makanya, lokasi kandang sengaja kami pilih berdekatan dengan sungai," kata Suhardi (40),  peternak yang mengembangkan 200 ekor itik. Ribuan itik itu tentu membutuhkan sistem keamanan yang memadai. Para peternak menerapkan sistem ronda bergiliran. Ronda terbukti efektif menjaga keamanan. "Selama ini belum ada kasus pencurian karena ronda rutin tiap malam," ujar Suhardi.
            Awalnya budidaya itik hanya digeluti 1-2 orang. Setelah usaha terbukti mendatangkan hasil, warga lain tertarik. Mereka mengembangkan usaha tersebut secara serius. Tak hanya sebagai usaha sampingan, budidaya itik sudah menjadi sumber penghasilan pokok warga. "Baru sekitar setengah tahun ini saya mengembangkan itik dan ternyata hasilnya lumayan," kata Suparno, yang memiliki 450 ekor itik. Suparno adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul. Ia mengaku hasil beternak itik melebihi penghasilan sebagai PNS. "Saya memutuskan ikut beternak karena melihat banyak peternak yang sukses," tuturnya. Telur dan bibit itik produksi Dusun Bogoran biasanya diambil para pedagang dari luar kota seperti Purworejo dan Kutoarjo, Jawa Tengah. Mereka tak pernah khawatir dengan permintaan pasar karena selama ini produksi mereka selalu terserap. Untuk itik yang dewasa atau sudah memasuki usia nonproduktif, peternak juga tak khawatir karena sejumlah pedagang bebek goreng menantinya.
             Sekarang peternak justru khawatir ketika isu flu burung mencuat. Isu itu membuat permintaan telur dan daging drop. "Kami berharap flu burung sudah mereda karena kami juga sudah aktif memberi vaksinasi," katanya. Berdasarkan data Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan Bantul, pencapaian kegiatan vaksinasi unggas di Bantul tahun ini baru mencapai 52 persen. Dari total populasi unggas 580.000 ekor, baru 304.000 ekor yang divaksinasi. Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian banyak pihak. Jangan sampai flu burung mewabah lagi. Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
2.            Sebagai tabungan
         Dikalangan masyarakat pedesaan beternak adalah jenis kegiatan sampingan untuk memanfaatkan waktu luang dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti sebagai tabungan yang bisa diambil sewaktu-waktu yang akan berkembang atau berkurang tergantung tehnis pemeliharaan ternak, rata-rata seorang peternak juga sekaligus sebagai petani yang memiliki beberapa sumber bahan makanan ternak seperti rumput, limbah pertanian dan jenis tanaman yang disekitar lokasi pertanian dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak.
         Tujuan beternak adalah sekedar sebagai kegiatan sampingan dan sebagai tabungan dalam bentuk hewan peliharaan yang akan dimanfaatkan ketika dibutuhkan seperti ketika awal musim tanam untuk modal usaha bercocok tanam, membayar biaya pendidikan anak, meningkatkan kesejahteraan untuk memperbaiki tempat tinggal, membeli berbagai kebutuhan tambahan baik alat transportasi dan peralatan rumah tangga serta peningkatan gizi keluarga yang secara tehnis pemeliharaan hanya sekedar memanfaatkan sumberdaya alam yang ada seperti; dari pada pulang dari kebun atau sawah tidak membawa apa-apa lebih baik sambil membawa makanan ternak. Selain itu tata laksana perkandangan seadanya sehingga tingkat kesehatan ternak dan ligkungan kurang mendapat perhatian.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
         Kesimpulan dapat kita ambil dari pembahasan, Bahwa beternak Itik itu dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan bagi kalangan masyarakat untuk menjadikan sebagai salah satu usaha yang dapat menambah penghasilan.
         Di antanranya Itik sebagai penghasil daging, sebagai penghasil telur, dan menjadi tabungan untuk biaya sekolah, dan ada juga yang menjadikan ternak Itik itu sebagai pekerjaan sampingan yang dapat menambah penghasilan.
Saran
         Kebanyakan para pengusaha peternakan berlomba-lomba untuk berternak ternak-ternak besar seperti sapi dan kambing karena sangat menguntungkan.  Namun, perlu kita ketahui bahwa usaha ternak itik juga menguntungkan. Untuk itu, bagi peternak, sangatlah bagus jika berternak itik, karena banyak manfaatnya seperti penghasil daging, telur, dan penunjang pendapatan, selain itu juga dapat dijadikan sebgai hobi. Beternak bukan kita lihat dari keuntungan yang didapat, melainkan seberapa besar manfaatnya bagi orang lain.








DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri. Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA. Penerbit Penebar Swadaya.Tahun 1999
Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
Pius P Ketaren. 2002. Kebutuhan gizi itik petelur dan itik pedaging. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
L. Hardi Prasetyo. 2007.  Bahan-bahan pelatihan peternak itik, pembibitan ternak itik. Bogor.











Read More …