TUGAS
PENGANTAR
ILMU PETERNAKAN
PERAN,
FUNGSI DAN PENTINGNYA TERNAK ITIK
OLEH
:
KELOMPOK
VI
NAMA
: STB
:
·
MUANMAR
BAKAL L1A1
12 090
FAKULTAS
PETERNAKAN
JURUSAN
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Itik adalah hewan yang mudah di
ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari
itik ini, yakni telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk.
Permintaan daging dan telur itik sekarang semakin banyak, karena rasa dari
dagingnya yang enak. Telur itik bisa dibuat telur asin yang enak dengan
dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi.
Pemeliharaan itik dari masa ke masa,
profilnya adalah peternakan itik rakyat atau itik kampung, yang skala
pemeliharaannya kecil dan umumnya diumbar. Itik mempunyai karakteristik khas
unggas petelur termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal darijenis :
Indian Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam
perkembangannya di Indonesia, Indian Runner banyak dipelihara di wilayah
tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik Alabio, di daerah
Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali.
Kemampuan bertelurnya bila dipelihara
intensif hingga 300 butir pertahun dan bila dipelihara semi insentif berkisar
90 - 100 butir saja. Prospek dari usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah
pada semi insentif maupun kearah insentif. Usaha peternakan itik di
Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat
memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu
diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik. Namun
sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan
pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan
pemasaran hasil.
B.
PERUMUSAN MASALAH
A.
Bagaiamanakah
peranan ternak Itik sebagai penghasil daging, telur & tempat usaha?
B.
Apa
yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi daging Itik ?
C.
Jenis
Itik apa saja yang dapat dijadikan sebagai Itik pedaging ?
D.
Sebutkan masalah yang dapat mempengaruhi
kualitas mutu telur ?
E.
Mengapa banyak dikalangan masyarakat yang
lebih memilih utuk beternak Itik ?
C.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, adalah
untuk mengetahui bagaimana peran ternak itik sebagai penghasil daging, telur
& sebagai tempat usaha, kiat- kiat untuk meningkatkan produksi daging Itik,
jenis itik yang dapat dijadikan sebagai Itik pedaging, masalah- masalah yang
mempengaruhi kualitas mutu telur, dan yang terakhir alasan masyarakat lebih
memilih untuk beternak itik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PERAN
TERNAK ITIK
·
Sebagai penghasil daging
Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam. Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula 32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga itik afkir di pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 s/d Rp. 35.000 ataunaik sekitar Rp.5.000 s/d Rp.10.000 per ekor (Poultry Indonesia,Mei 2010).Tingginya permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem produksi yang ada sekarang, disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara pemeliharaan yang cenderung masih tradisional. Akibatnya, pemeliharaan itik secara tradisional mengandung risiko yang besar, bagi itik maupun bagi kelanjutan usaha peternakan itu sendiri. Selain itu, tidak mengherankan jika produktivitas ternak itik di pedesaan masih rendah dan jauh dari harapan jika terus mempertahankan pola pemeliharaan yang tradisional.
Maraknya warung-warung tenda dan restoran yang menyajikan hidangan itik, membuat permintaan unggas air ini meningkat tajam. Seorang konsultan teknis dari sebuah perusahaan peternakan menunjukkan data kenaikan populasi itik pada tahun 2006 yang semula 32 juta ekor menjadi 42 juta ekor pada tahun 2009. Harga itik afkir di pasar berada pada kisaran Rp. 30.000 s/d Rp. 35.000 ataunaik sekitar Rp.5.000 s/d Rp.10.000 per ekor (Poultry Indonesia,Mei 2010).Tingginya permintaan tidak diantisipasi dan dipenuhi dengan baik oleh sistem produksi yang ada sekarang, disebabkan pemeliharaan itik lokal sebagai itik potong masih dilakukan dalam jumlah relatif sedikit dengan cara pemeliharaan yang cenderung masih tradisional. Akibatnya, pemeliharaan itik secara tradisional mengandung risiko yang besar, bagi itik maupun bagi kelanjutan usaha peternakan itu sendiri. Selain itu, tidak mengherankan jika produktivitas ternak itik di pedesaan masih rendah dan jauh dari harapan jika terus mempertahankan pola pemeliharaan yang tradisional.
Sulit untuk menghindari impor daging itik dari negara lain, diperlukan
upaya untuk mengubah pola pemeliharaan itik dari tradisional menjadi semi
intensif atau intensif demi peningkatan kualitas produk. Intensifikasi
merupakan paduan kegiatan yang menyangkut penggunaan teknologi, manajemen, dan
efisiensi penggunaan lahan yang memberi daya guna optimal. Pemeliharaan itik
intensif dapat diartikan sebagai usaha peningkatan cara pemeliharaan dari
tradisional kearah yang lebih mendukung produktivitas. Pemeliharaan itik
intensif tidak mengenal penggembalaan, karena itik secara terus menerus
dikandangkan.
Dengan demikian dalam pelaksanaannya
dianjurkan menerapkan sapta usaha yang menyangkut tujuh rangkaian kegiatan berikut :
1.Pemeliharaan bibit yang baik
2.Pengendalian penyakit
3.Perkandangan
4.Pemberian pakan
5.Pengelolaan pascapanen
6.Manajemen usaha
7.Pemasaran
Permintaan konsumen terhadap daging itik yang semakin meningkat harus dipertahankan dengan selalu menampilkan hidangan daging itik dengan aneka ragam olahan, Selain itu, daging itik lebih alot (meski untuk sebagian yang lain, alotnya daging itik member sensasi tersendiri). Beberapa penelitian yang diupayakan untuk mengurangi bau amis daging itik telah dilakukan dengan pemberian antioksidan alami maupun sintetis. Antioksidan alami tersebut berupa daun beluntas kering sebanyak 1 % yang ditambahkan dalam pakan. Adapun antioksidan sintetis yang diberikan adalah vitamin E dan C (penelitian Febriana, 2006 dan Randa, 2007).
1.Pemeliharaan bibit yang baik
2.Pengendalian penyakit
3.Perkandangan
4.Pemberian pakan
5.Pengelolaan pascapanen
6.Manajemen usaha
7.Pemasaran
Permintaan konsumen terhadap daging itik yang semakin meningkat harus dipertahankan dengan selalu menampilkan hidangan daging itik dengan aneka ragam olahan, Selain itu, daging itik lebih alot (meski untuk sebagian yang lain, alotnya daging itik member sensasi tersendiri). Beberapa penelitian yang diupayakan untuk mengurangi bau amis daging itik telah dilakukan dengan pemberian antioksidan alami maupun sintetis. Antioksidan alami tersebut berupa daun beluntas kering sebanyak 1 % yang ditambahkan dalam pakan. Adapun antioksidan sintetis yang diberikan adalah vitamin E dan C (penelitian Febriana, 2006 dan Randa, 2007).
·
Cara meningkatkan produksi daging itik
Untuk meningkatkatkan usaha produksi
itik daging, tidak cukup hanya dengan memanfaatkan bibit atau pemberian
pakan yang baik, menyediakan perkandangan yang aman dan nyaman
tetapi peternak juga harus mampu mengenali gerak-gerik dan tingkah laku
ternaknya. Dengan demikian peternak dapat langsung mengetahui apa yang
terjadi dan apa yang diinginkan ternak peliharaannya dengan cepat dan
tepat. Sebagai contoh, anak itik yang baru menetas ada yang
kelihatan lemas dan sering tidur. Penyebabnya mungkin karena sulit
belajar makan atau malas. Bila tidak dibantu maka pertumbuhan anak
itik tersebut akan kurang baik. Pada umur 2 hari anak itik sudah
harus rajin makan. Untuk merangsangnya, dapat memanfaatkan tingkah
laku anak itik yang yang selalu ingin tahu dan mengikuti apa
yang dilakukan temannya. Anak itik ini biasanya akan mengorek-ngorek
atau mengetuk-ngetuk tempat pakan. Tingkah laku ini akan diikuti oleh
anak itik lainnya. Kemudian anak itik akan mulai makan.
·
Macam – macam Itik pedaging
1.
Itik local jantan
Saat ini, daging itik lokal banyak
digemari oleh konsumen karena rasanya yang gurih berbeda dengan unggas pedaging
lainnya. Dari pengalaman dan informasi dari peternak dan pembibitan ternyata
permintaan anak itik jantan dan itik lokal sangat tinggi. Kekurangan itik lokal
jantan adalah pertumbuhan badan maupun bulunya lambat serta kurang efisien
dalam penggunaan pakan.
2.
Entok
Dari segi pertumbuhan dan besarnya
badan, sebenarnya entok lebih banyak menghasilkan daging dibandingkan dengan
itik lokal. Bobot badan entok jantan dapat mencapati 1.5- 2 kali bobot entok
betina. Laju perkembangan entok agak lambat karena telur yang dihasilkan
sedikit serta proses penetasan yang lebih lama dibanding dengan itik (35 hari).
3.
Mandalung dan Tiktok
Mandalung adalah hasil persilangan
itik dan entok dan pada umumnya untuk menghasilkan mandalung dilakukan secara
alami, yaitu dengan menggunakan itik sebagai pejantan dan entok betina. Hal ini
dilakukan karena perbedaan berat antara entok dan itik. Tapi dari segi
produksi, cara ini kurang efisien karena telur yang dihasilkan entok betina
jumlahnya tidak sebanyak itik. Selanjutnya setelah entok betelur antara 15 – 20
butir, entok harus mengerami telur tetas selama 35 hari dan baru mulai betelur
lagi setelah 2 bulan kemudian. Untuk menghasilkan mandalung dalam jumlah yang
besar, perkawinan silang alami dilakukan dengan menggunakan entok sebagai
penjantan dan itik betina. Tetapi perbedaan bentuk badan merupakan permasalah
yang timbul sehingga proses perkawinan silang secara alami sulit untuk
dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, dapat ditempuh
dengan melakukan proses perkawinan silang melalui cara kawin suntik atau
inseminasi buatan (IB).
4.
Itik Raja
Itik
raja merupakan itik hibrida jantan hasil perkawinan silang antara itik mojosari
dan itik alabio yang dikembangkan oleh Balitnak Ciawi Bogor dengan BPTU Kambing
Domba dan Itik Pelaihari, Kalimantan Selatan. Itik ini memiliki keunggulan
pertumbuhan yang lebih cepat dibanding dengan itik lokal serta memiliki daging
yang lebih tebal. Di samping itu, itik raja tahan terhadap penyakit
dan tahan stress serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dengan
menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif, dalam waktu 6 minggu, bobot
badan itik raja dapat mencapai berat antara 1,2 – 1,4 kg dengan
persentase karkas 60 – 65 %. Dengan melihat keunggulan itik raja maka
sudah selayaknya itik raja ini menjadi pilihan bagi peternak yang akan menekuni
usaha ternak itik lebih khususnya usaha itik pedaging.
5. Itik PMp
Bibit Itik Pedaging
Unggulan Lokal Itik PMp merupakan bibit itik tipe pedaging baru yang
dikembangkan oleh Balai Penelitian Ternak di Ciawi-Bogor. Bibit itik ini secara
genetis mengandung kombinasi darah itik Peking dan itik Mojosari putih, dan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari tingkat bawah sampai atas dan
dapat diproduksi lokal. Itik ini dapat digunakan untuk menghasilkan karkas
ukuran sedang ataupun besar, sesuai permintaan konsumen, dengan kualitas daging
itik yang tinggi. Adanya bibit itik yang baru ini diharapkan dapat mengurangi
penggunaan itik tipe petelur dalam penyediaan daging itik yang dapat berakibat
pada terjadinya pengurasan sumberdaya genetik itik petelur. Selain itu, dalam
upaya memenuhi kebutuhan daging itik, adanya itik PMp ini juga merupakan
substitusi daging itik impor.
·
Sebagai Penghasil Telur
Ø
Itik
Sebagai "Mesin" Pencetak Telur
Produktifitas itik masih kalah
dibanding ayam ras petelur. Paling tinggi kemampuan bertelur itik hanyalah 250
butir per ekor per tahun. Itik magelang (itik kalung) malahan hanya sekitar 180
butir per ekor per tahun. Sementara ayam petelur bisa sampai 300 butir. Tetapi
untuk keperluan tertentu, telur itik tidak bisa tergantikan oleh telur ayam.
Bahkan telur itik biru juga tidak bisa tergantikan oleh telur itik yang
berwarna putih. Misalnya untuk keperluan telur asin dan martabak. Untuk dua
produk tersebut, mutlak diperlukan telur itik yang berwarna biru. Karenanya,
meskipun volume produksinya relatif kecil dibanding telur ayam ras, peran
telur itik tetap tidak akan tergusur oleh telur ayam ayam ras. Hingga agroindustri
telur itik berkembang sesuai dengan hukum pasar. Profesionalitas pun berjalan.
Bahkan kreatifitas juga bermunculan. Misalnya sistem penetasan telur dengan
teknologi sekam yang hemat energi. Pemanfaatan sisa-sisa nasi dari warteg
(warung tegal) untuk pakan itik dll. Sentra-sentra peternakan itik pun tumbuh
di Cirebon, Kuningan, Brebes dan Tegal (itik tegal); Sukabumi, Cianjur,
Magelang dan Boyolali (itik magelang); sekitar Mojokerto (itik mojosari); di
Bali (itik bali); dan di Kab. Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (itik
alabio). Itu tadi merupakan sentra-sentra utama yang hasilnya dipasarkan secara
nasional. Selain itu masih ada pula sentra-sentra kecil yang hasil telur maupun
dagingnya hanya untuk konsumsi lokal.
Di
sentra-sentra itik tersebut, telah tercipta suatu sistem yang mengarah pada
spesialisasi. Di Amuntai, Kab. Hulu Sungai Utara, ada peternak yang khusus
menghasilkan telur konsumsi, ada yang hanya telur tetas, ada spesialis
penetasan, spesialis pembesaran itik betina, itik jantan, bahkan ada yang
spesialisasinya membuat kandang, meramu pakan, menyalurkan itik jantan dll.
Pola agroindustri seperti itu, sudah merata terdapat di hampir semua sentra
itik di Indonesia. Masing-masing jenis itik, memiliki spesifikasi tertentu yang
sangat khas. Itik tegal berukuran kecil, posisi tubuh tegak dengan postur
langsing, warna bulu cokelat muda cerah. Ukuran telur sedang, warna kulit telur
biru cerah. Produktifitas sekitar 200 butir per ekor per tahun. Itik mojosari
mirip dengan itik tegal. Bedanya, warna bulu lebih gelap, posisi tubuh lebih
menunduk. Ukuran, warna kulit dan produktifitas telur sama dengan itik tegal.
Itik magelang merupakan itik "raksasa". Karena ukuran tubuh serta
telurnya lebih besar. Posisi tubuh lebih menunduk dari itik mojosari. Warna
bulu lebih gelap. Ciri khasnya terdapat gelang warna (kalung) pada lehernya.
Hingga kadang-kadang disebut sebagai itik kalung. Selain lebih besar, telur
itik magelang juga berwarna biru agak gelap. Produktifitas telur paling tinggi
180 butir per ekor per tahun.
Itik
bali rata-rata berwarna somi (cokelat muda). Sebab meskipun variasi warna itik
bali sangat beragam, namun yang paling digemari para peternak adalah warna
somi. Selain itu masih ada warna putih, hitam, sundihan (cokelat gelap bergaris
hitam) dan sikep (warna elang). Ciri khas itik bali adalah adanya jambul pada
bulu kepalanya. Hingga kadang-kadang itik bali disebut sebagai itik jambul.
Ukuran telurnya lebih besar dibanding itik tegal, namun lebih kecil dari itik
magelang. Warna kulit telurnya putih. Produktifitasnya sedikit lebih
kecil dibanding itik tegal maupun mojosari. Semua itik tadi, warna kulit
kakinya kelabu agak kehitaman. Hanya itik alabiolah yang warna kulit kakinya
oranye cerah, mirip itik peking. Warna bulu itik alabio abu-abu berbintik
hitam. Ukuran tubuhnya kecil dengan posisi sangat menunduk. Ukuran telurnya
paling kecil, dengan bentuk lebih bulat. Warna kulit telur abu-abu.
Produktifitasnya bisa sampai 250 butir per ekor per tahun. Itik petelur yang
dikembangkan di Inggris adalah khaki chambel yang merupakan silangan itik rouan
Perancis, itik liar dan itik jawa (itik tegal). Produktifitas telurnya bisa
lebih dari 250 butir per ekor per tahun. Namun telur khaki chambel kurang
disenangi karena warna kulitnya putih seperti halnya telur itik bali.
Selain itik petelur tersebut, masih ada pula itik manila (entok) serta itik
peking yang dipelihara untuk dimanfaatkan bulu serta dagingnya. Bulu itik
manila/peking antara lain untuk shuttle cock dan pengisi bantal serta
kasur.
Ada
dua pola pemeliharan itik di Indonesia. Pertama pola tradisional (konvensional)
dengan cara digembalakan. Kedua cara modern (intensif) dengan dikandangkan. Di
Jawa, masih banyak pemeliharaan itik dengan pola tradisional. Satu kawanan itik
berjumlah minimal 200 ekor dengan dua penggembala. Kawanan itik ini sama sekali
tidak pernah "pulang" ke rumah pemiliknya. Mereka mengembara dari
satu persawahan ke persawahan lain, sesuai dengan musim panen. Pada musim panen
demikian, produksi telur itik tegal dan mojosari bisa mencapai 80% dari total
populasi. Paling sedikit 60%. Sebab seluruh kebutuhan nutrisi itik tercukupi
dari lahan penggembalaan. Karbohidrat dan protein nabati, tercukupi dari
sisa-sisa padi yang rontok sehabis dipanen. Protein hewani akan tercukupi dari
siput, anak kodok, cacing, yuyu (kepiting sawah) dll. Selain itu di sawah
tersebut juga terdapat gulma seperti genjer, semanggi, bengok dll. yang akan
memenuhi kebutuhan serat kasar, vitamin dan mineral bagi itik. Kualitas telur
itik gembalaan luarbiasa baik. Kulit telurnya sangat tebal dan kuat,
berwarna biru cerah kehijauan. Warna kuning telurnya benar-benar kuning
mengarah ke jingga. Para produsen telur asin kualitas baik akan selalu memilih
telur itik gembalaan. Demikian pula halnya dengan para pembibit itik (pengusaha
penetasan). Sebab daya tetas telur itik gembalaan rata-rata mencapai 80%. Para
pedagang martabak, malahan mengharuskan bahan baku dari telur itik magelang
hasil gembalaan. Sebab selain berukuran besar, warna kulit telur benar-benar biru
tajam hinga sangat menarik.
Itik
gembalaan selalu diberi pejantan. Tiap 100 ekor terdiri dari 90 betina dan 10
jantan. Karenanya telur itik gembalaan akan selalu terbuahi (fertil), hingga
paling baik untuk ditetaskan. Itik-itik ini benar-benar tidak pernah pulang.
Kalau siang mereka merada di sawah yang habis dipanen, malam harinya mereka
juga tidur di pinggiran sawah tersebut. Agar itik-itik itu tidak kabur, lokasi
tidur tersebut dibatasi dengan pagar sederhana dari anyaman bambu 50 cm. Pagar
ini didirikan dengan patok-patok bambu yang bisa dicabut dan dipasang. Pagarnya
sendiri bisa digulung dan diangkut ke mana-mana. Apabila hujan, para
penggembala sudah siap dengan tenda-tenda plastik (bivak) yang dikerudungkan di
atas pagar tersebut. Penggembalanya sendiri akan berjaga-jaga dan tidur
bergantian di dekat tempat itik itu. Paginya, itik akan bertelur di sawah
dan segera dikumpulkan oleh penggembala untuk dijual ke pasar terdekat.
atau didatangi tengkulak. Apabila lokasi penggembalaan itu sudah habis cadangan
pakannya, itik berikut penggembalanya akan pindah ke tempat lain. Demikian
seterusnya sampai itik tersebut harus diafkir untuk digemukkan dan dipotong.
Pada
pemeliharaan dengan sistem kandang, itik sama sekali tidak pernah pergi-pergi.
Kandang seluas 5 X 10 m. misalnya, akan mampu menampung 100 ekor itik.
Sepertiga atau seperempat dari luas kandang tersebut diberi atap untuk tidur
dan bertelur itik. Pakan itik yang dipelihara secara intensif ini sangat
bervariasi. Paling ideal itik diberi pakan ayam ras petelur yang saat ini
harganya sudah sekitar Rp 2.500,- per kg. Satu kg. pakan cukup untuk memberi
ransum 10 ekor itik dewasa. Hingga biaya pakan per ekor per hari jatuhnya Rp
250,- Harga 1 butir telur antara Rp 600,- sd. Rp 800,- di tingkat peternak. Harga
itik dara siap telur sekitar Rp 35.000,- per ekor, dengan masa bertelur 1,5
tahun. Berarti penyusutan per ekor per hari Rp 64,- Masih harus diperhitungkan
pula biaya penyusutan kandang dan peralatan, upah karyawan, rasio itik bertelur
dan tidak bertelur dsb. Hasil telur yang ada misalnya 80% dari 90 ekor (betina)
= 72 ekor. Dengan harga Rp 800, maka pendapatan kotor per hari dari 100 ekor
itik Rp 57.600,- Pendapatan itu akan digunakan untuk pakan bagi 100 ekor itik X
250,- = Rp 25.000,- Sisanya untuk biaya penyusutan induk, kandang, upah buruh
dll. hingga akan tersisa pendapatan bersih. Apabila penggunaan pakan toko
kurang menguntungkan, maka bisa dicari pakan alternatif. Misalnya ampas tahu,
dedak, nasi kering (eks warteg), kepala udang dll.
Beda
dengan ayam ras maupun kampung (petelur), itik akan mengalami rontok bulu
(laring) setelah satu periode, sekitar 1 sd. 1,5 tahun. Pada saat rontok bulu
ini, produksi akan berhenti total selama 3 bulan. Biasanya para peEernak
yang berpengalaman, tidak akan menunggu sampai periode rontok bulu ini datang
secara alamiah. Mereka akan memaksa "puasa" itik mereka selama 3
hari, dengan hanya diberi minum saja. Dengan dipuasakan demikian, itik akan
langsung masuk periode rontok bulu. Apabila dalam satu angkatan, peternak
memiliki 300 ekor itik, maka masa laring ini akan dibuat bertahap. Pertama akan
dirontokkan 100 ekor itik. Sementara yang 200 tetap produktif. Setelah 3 bulan,
kelompok rontok bulu I sudah akan mulai produksi kembali. Pada saat itulah
kelompok II sebanyak 100 ekor dipuasakan hingga masuk periode rontok bulu.
Hingga tetap ada 200 ekor itik yang berproduksi. Pada saat kelompok rontok bulu
II mulai produktif, kelompok III dirontokkan. Dengan melakukan perontokan
secara bertahap demikian, maka dari 300 ekor itik tersebut, hanya 100 ekor yang
tidak berproduksi. Itik yang sudah mengalami laring sekali, masih bisa
dipelihara sebagai petelur selama satu periode lagi. Pada saat menjelang laring
II, itik digemukkan untuk diafkir dan dipotong. Ada pula peternak yang tetap
mempertahankan pemeliharaan sampai laring III, namun produktifitasnya sudah
akan sangat menurun.
·
Kuning
Telur & Mutu Telur Itik
Pada dasarnya
unggas air berkembang biak dengan cara bertelur, demikian pula dengan itik,
bebek, ayam, puyuh dan sebagainya. Secara alamia di dalam telur telah
disediakan segala yang dibutuhkan embrio untuk berkembangbiak seperti sumber
makanan. Selain makanan, telur juga dilengkapi dengan cangkang yang keras yang
berfungsi untuk melindungi embrio dari pengaruh luar seperti goncangan dan
sebagainya. Di samping sebagai alat untuk berkembang biak, telur bebek juga
dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan. Karena dalam telur terkandung
nilai gizi yang tinggi dan hampir lengkap, dan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Hal inilah juga yang mendorong usaha peternakan bebek dan unggas lainnya dalam
rangka memproduksi telur tanpa pembuahan, yang sekarang ini, kita kenal dengan
istilah budidaya ayam ras petelur, burung puyuh, dan budidaya itik secara
intensif (terkurung).
Mutu telur
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bentuk luar yang berupa cangkang dan isi dalam
telur. Faktor luar adalah seperti bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan
kebersihan kulit telur. Sedangkan isi telur adalah kekentalan putih
telur, warna serta posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau
bercak-bercak dalam putih telur dan kuning telur. Telur yang masih segar,
kualitas bagian luar telur tidak banyak mempengaruhi bagian dalamnya. Jika
telur tersebut dimasak dan dimakan langsung, kualitas telur bagian luar tidak
menjadi masalah. Tetapi bila telur akan disimpan atau diawetkan, maka kualitas
kulit telur harus diperhatikan. Kondisi kulit telur yang rendah akan berdampak
buruk terhadap keawetan telur. Mutu isi dalam telur tanpa perlakuan khusus
tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang lama. Dalam suhu ruang, telur akan
mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan ini
biasanya ditandai dengan kocaknya isi telur dan bila dipecahkan isinya tidak
mengumpul lagi. Adapun kualitas atau mutu telur dapat dipengaruhi oleh :
1.
Faktor
keturunan ; unggas yang dihasilkan dari keturunan yang baik, umumnya akan mampu
menghasilkan telur yang berkualitas baik juga.
2.
Kualitas
makanan; makanan yang berkualitas (komposisi bahan yang tepat, baik jumlah dan
kandungan nutrisi pakan) akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan kesehatan
unggas. Sehingga dengan demikian, unggas tersebut akan mampu memberikan atau
menghasilkan telur yang berkualitas juga.
3.
Cara
perawatan ; perawatan unggas berkaitan dengan kebersihan atau sanitasi kandang,
lingkungan, serta kualitas pakan yang diberikan pada ternak. Sanitasi kandang
yang baik dan yang didukung oleh kualitas pakan akan dapat meningkatkan
kualitas telur konsumsi.
4.
Iklim
; pengaruh cuaca di sekitar lokasi kandang akan sangat mempengaruhi kehidupan
unggas yang dikembangbiakan. Iklim yang cocok dengan persyaratan hidup unggas
yang dipelihara akan sangat mendukung kesehatan dan pertumbuhan unggas.
5.
Umur
telur ; yang dimaksud disini adalah umur telur setelah ditelurkan pertama kali
oleh unggas. Secara umum, telur memiliki masa simpan segar sekitar 2-3 minggu.
Telur yang disimpan melebihi jangka waktu penyimpanan segar akan mengalami
penurunan kualitas bahkan dapat menjadi busuk.
3.
Sebagai
Tempat Usaha
Beternak itik bagi sebagian orang
terasa lebih menjanjikan daripada beternak unggas jenis lainnya. Pertm,
produk yang dihasilkan yaitu telur terasa lebih ‘dihargai’ sebab penjualannya
dihitung bijian bukan kiloan sebagaimana halnya telur ayam ras. Ke dua, cara
pemeliharaan dan perawatan yang relatif mudah serta lebih tahan terhadap
penyakit. Ke tiga jumlah permintaan telur yang terus naik dari tahun ke tahun.
dan Ke empat yaitu permintaan akan daging konsumsi juga tinggi. Dari gambaran
di atas sebenarnya masih ada ruang atau kesempatan yang sangat luas untuk
memulai usaha ini. Akan tetapi timbulmasalah bagi pemula yaitu dari mana
memulai usaha ternak itik? Apa sebaiknya beternak itik untuk menghasilkan telur
saja, apa beternak itik untuk menghasilkan DOD, atau usaha pembesaran DOD, atau
penetasan? Nah berikut gambaran singkat tentang beberapa pilihan usaha dalam
menjalankan bisnis ini.
1.
Mengkususkan
usaha untuk menghasilkan telur tetas.
Untuk menghasilkan telur tetas yang
baik ratio jantan dan betina adalah 3-5 pejantan untuk 50-100 ekor itik betina.
Di sarankan terdapat kolam di dalam kandang untuk aktifitas berenang itik agar
terjadi proses kawin secara alami. Telur itik yang sudah terkumpul di tetaskan
dengan bantuan mesin penetas karena naluri mengeram itik sangat rendah atau
bahkan tidak ada. Bisa juga dengan bantuan jasa menthok, akan tetapi hal ini
akan menambah biaya lagi untuk pemeliharannya. Lama penetasan baik dengan mesin
penetas atau menthok ± 28 hari. Lama penyimpanan telur tetas yang baik adalah
kurang dari 7 hari.
2. Usaha penetasan, yaitu menetaskan telur
itik menjadi DOD (Day Old Duck).
Karena lama penetasan yang lebih
panjang dari pada telur ayam maka perlu pertimbangan lagi untuk memulai usaha
ini. Ada dua hal yang penting dalam memulai usaha ini yaitu bagaimana cara
mendapatkan telur tetas yang baik dan memilih mesin penetas. Anda bisa membuka
artikel kami lainnya untuk penjelasan ke dua hal tersebut. Keuntungan dalam
usaha ini akan berlipat apabila begitu DOD menetas langsung dapat terjual,
kalau tidak maka perlu biaya tambahan untuk memelihara DOD untuk beberapa
jangka waktu beberapa hari. Kami menyarankan bagi peternak pemula untuk mencari
relasi yang dapat dipercaya sebagai penyuplai telur tetas karena menyangkut
nama baik usaha yang akan kita rintis. Sekali citra usaha kita buruk maka agak
sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Lebih aman kalau kita
memiliki pembibitan (breeding) sendiri untuk menjaga kualitas dan kontuinitas
usaha.
3. Pembesaran DOD untuk dijadikan pedaging.
Beberapa tahun terakhir usaha ini
sudah banyak mendapat perhatian dari para investor. Pada umumnya DOD yang
dijadikan sebagai pedaging adalah DOD jantan. Kenapa? Di samping harga bibitnya
lebih murah juga kelebihan tingkat pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang
lebih cepat jika dibandingkan dengan betina. Masa pemeliharaan yang relatif
singkat yaitu sekitar 2 – 3 bulan juga menjadi daya tarik tersendiri. Untuk
para pemula yang akan terjun dalam bisnis ini harus pandai-pandai berhitung
soal pakan karena fluktuasi harganya yang gampang berubah.
4. Usaha pembesaran DOD sampai menjelang bertelur (bayah).
Bayah adalah sebuatan itik betina
siap bertelur yang berumur kira-kira 4-5 bulan. Biasanya system pemeliharaan bayah
lebih banyak digembalakan karena di samping untuk lebih menekan biaya pakan
juga untuk memberi kesempatan itik untuk berburu pakan alami kesenangannya
seperti cacing, ikan-ikan kecil dan juga sebagai sarana exercise agar tubuh
tidak kegemukan sehingga dapat menghambat produksi nantinya. Setelah itik sudah
menandakan tanda-tanda akan bertelur maka itik bisa ditawarkan kepada calon
pembeli. Ada satu trik saat menjual bayah yaitu usahakan menjual bayah ketika
itik sudah mulai bertelur dan itu akan membawa ke harga jual yang lebih yang
tinggi. Kita bisa menaikkan harga sampai Rp 500,- per ekor dan kita bisa
bayangkan kalau bayah yang kita jual per minggu ada 100 ekor??
5. Usaha beternak itik untuk di ambil
telurnya.
Usaha ini sudah tidak asing lagi
bagi masyarakat kita. Peternak bisa memeliharanya dari semenjak DOD atau
langsung membeli itik siap bertelur (bayah). Keuntungan kalau kita memelihara
sejak DOD adalah kita tahu tingkah laku ternak yang kita perlihara sehingga
kita lebih paham akan kondisi ternak. Akan
tetapi ada juga sisi kelemahannya yaitu butuh kesabaran waktu dan modal karena
kita terus mengeluarkan uang sejak DOD sampai itik-itik tersebut mulai
bertelur. Adapaun sisi kelebihan kalau kita membeli langsung dari bayah adalah
kita akan langsung dapat memetik hasilnya dalam waktu dekat. Sisi kelemahannya
yaitu butuh modal yang besar, dan juga kesiapan mental untuk menghadapi stress
yang tinggi karena perpindahan lokasi dan juga perbedaan penanganan
ternak. Bagaimana untuk orang yang belum mengetahui sama sekali dunia itik
dan ingin terjun dalam bisnis ini? Kami menyarankan bagi pemula untuk memulai
usaha ternak itik yang menghasilkan telur saja. Sebab kalkukasi perhitungan
usaha lebih mudah jika dibandingkan dengan lainnya. Dari usaha ini akan di dapat
pengalaman cara beternak yang baik dan benar sehingga kalau kita akan melangkah
lebih jauh untuk perluasan usaha atau diversifikasi usaha tidak akan banyak
mengalami kesulitan.
B.
FUNGSI TERNAK ITIK
v Bagi Kesehatan Manusia
1. Protein
Seperti halnya unggas lainnya, daging bebek pun merupakan sumber protein hewani yang baik. Dalam tiap 100 gram daging bebek panggang tanpa kulit mengandung 23,5 gram protein atau mencukupi sekitar 47% kebutuhan protein harian Anda.
2. Lemak
Daging bebek memiliki kandungan lemak sehat. Komposisi lemak pada daging bebek mengandung 35,7% lemak jenuh, 50,5% lemak tak jenuh tunggal (tinggi dalam asam linoleat) dan 13,7% lemak tak jenuh ganda (yang mengandung lemak esensial Omega 6 dan Omega 3). Jadi, selama dikonsumsi dalam jumlah secukupnya, daging bebek akan cukup memasok lemak sehat bagi tubuh anda.
1. Protein
Seperti halnya unggas lainnya, daging bebek pun merupakan sumber protein hewani yang baik. Dalam tiap 100 gram daging bebek panggang tanpa kulit mengandung 23,5 gram protein atau mencukupi sekitar 47% kebutuhan protein harian Anda.
2. Lemak
Daging bebek memiliki kandungan lemak sehat. Komposisi lemak pada daging bebek mengandung 35,7% lemak jenuh, 50,5% lemak tak jenuh tunggal (tinggi dalam asam linoleat) dan 13,7% lemak tak jenuh ganda (yang mengandung lemak esensial Omega 6 dan Omega 3). Jadi, selama dikonsumsi dalam jumlah secukupnya, daging bebek akan cukup memasok lemak sehat bagi tubuh anda.
3. Vitamin
Riboflavin – Tiap 100 gram daging
bebek panggang mengandung 0,5 mg riboflavin atau memenuhi 28% dari kebutuhan
sehari Anda, yang penting untuk membantu melepaskan energi dari makanan serta
mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.
·
Niacin
– Dalam 100 gram daging bebek panggang, terkandung 5,1 mg niacin (25% kebutuhan
niacin sehari). Niacin berguna untuk membantu kesehatan kulit, sistem saraf dan
sistem pencernaan.
·
Tiamin
– Sekitar 0,3 mg tiamin ditemukan dalam 100 gram daging bebek panggang (17%
kebutuhan), yang penting untuk metabolisme energi serta fungsi saraf dan otot.
·
Asam
Pantotenat – Dengan mengkonsusmi 100 gram daging bebek panggang, akan memasok
tubuh Anda dengan 1,5 mg asam pantotenat (15% kebutuhan harian). Vitamin ini
sangat berperan untuk menjaga komunikasi antar sistem saraf dan reaksi
enzimatik tubuh lainnya.
·
Vitamin
B6 – Tiap 100 gram daging bebek panggang mengandung 0,3 mg vitamin B6 atau
memenuhi 13% dari kebutuhan sehari kita. Vitamin yang disebut juga dengan
piridoksin ini berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
·
Vitamin
B12 – Daging bebek juga merupakan sumber vitamin B12 yang baik, yang penting
untuk mencegah anemia, dengan kandungan sebanyak 0,4 mcg vitamin B12 ( memenuhi 7% kebutuhan ) dalam tiap 100 gram daging bebek panggang.
4. Mineral
4. Mineral
·
Selenium
– Selenium adalah mineral yang juga bertindak sebagai antioksidan bagi tubuh
Anda. Dan dalam 100 gram daging bebek panggang mengandung 22,4 mcg selenium
(32% kebutuhan).
·
Fosfor
– Sekitar 203 mg fosfor (memenuhi 20% kebutuhan harian) akan Anda dapatkan
dengan mengkonsumsi 100 gram daging bebek panggang. Fosfor adalah mineral
penting untuk proses mengubah makanan menjadi energi dalam tubuh Anda.
·
Zinc
– Makanan hewani termasuk sumber zinc yang baik, termasuk juga daging bebek.
Setiap mengkonsumsi 100 gram daging bebek panggang, Anda akan mendapat asupan
zinc sebesar 2,6 mg (17% kebutuhan). Zinc dibutuhkan untuk membantu sistem imun
tubuh dan diperlukan untuk sintesis DNA.
·
Zat
besi – Ada sekitar 2,7 mg zat besi yang terkandung dalam 100 gram daging bebek
panggang (15% kebutuhan). Zat besi penting bagi pembentukan hemoglobin dalam
sel darah merah sehingga mencegah anemia.
·
Tembaga
– Konsumsi 100 gram daging bebek panggang akan memasok 0,2 mg tembaga dalam
tubuh Anda (12% kebutuhan harian). Mineral ini penting untuk menjaga kesehatan
fisik dan mental Anda.
·
Sodium
– Kandungan sodium dalam daging bebek tergolong cukup rendah, karena hanya
mencapai 65 mg per 100 gram daging bebek panggang, yang berarti memasok 3% dari
anjuran konsumsi sodium sehari untuk menjaga kerja otot dan level tekanan darah
yang optimal. Bebek adalah spesies burung dalam keluarga Anatidae, yang
olahan dagingnya menjadi berbagai masakan sudah dikenal di berbagai belahan
dunia selama bertahun-tahun. Contohnya bebek Peking, masakan berbahan daging
bebek dari Cina yang sudah dikenal sejak zaman Dinasti Ming. Karena
kelezatannya, bebek Peking pun dikenal dan tersebar di hampir seluruh penjuru
dunia. Meski demikian, belum tentu semua orang mengetahui nilai gizi yang terkandung dalam daging bebek.
·
Niacin
– Dalam 100 gram daging bebek panggang, terkandung 5,1 mg niacin (25% kebutuhan
niacin sehari). Niacin berguna untuk membantu kesehatan kulit, sistem saraf dan
sistem pencernaan.
·
Tiamin
– Sekitar 0,3 mg tiamin ditemukan dalam 100 gram daging bebek panggang (17%
kebutuhan), yang penting untuk metabolisme energi serta fungsi saraf dan otot.
·
Asam
Pantotenat – Dengan mengkonsusmi 100 gram daging bebek panggang, akan memasok
tubuh Anda dengan 1,5 mg asam pantotenat (15% kebutuhan harian). Vitamin ini
sangat berperan untuk menjaga komunikasi antar sistem saraf dan reaksi
enzimatik tubuh lainnya.
·
Vitamin
B6 – Tiap 100 gram daging bebek panggang mengandung 0,3 mg vitamin B6 atau
memenuhi 13% dari kebutuhan sehari kita. Vitamin yang disebut juga dengan
piridoksin ini berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
·
Vitamin
B12 – Daging bebek juga merupakan sumber vitamin B12 yang baik, yang penting
untuk mencegah anemia, dengan kandungan sebanyak 0,4 mcg vitamin B12 (memenuhi
7% kebutuhan) dalam tiap 100 gram daging bebek panggang.
v Bagi
Tanaman / Tumbuhan
1.
Sebagai Pupuk
Organik
Pemanfaatan
limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat
dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik.
Penggunaan pupuk kandang (manure) selain dapat meningkatkan unsur hara
pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki
struktur tanah tersebut. Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur
makro yang diperlukan tanaman, Selain dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pakan,
atau gasbio, kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan
mengubahnya menjadi briket dan kemudian dijemur/dikeringkan.
Untuk meningkatkan hasil produksi
padi, seorang petani bernama Imam warga RT 06 Desa Labangka Barat Kecamatan
Babulu Kabupaten PPU mampu meningkat setelah memanfaatkan kotoran ternak itik
miliknya sebagai pupuk organik. Imam yang juga berprofesi sebagai guru SDN 002
Babulu kepada Koran Kaltim ketika ditemui di sela-sela aktifitas di lahan
per-tanian miliknya, mengatakan, penggunaan kotoran itik tersebut di-temukan
secara tidak sengaja dan mampu memperkecil biaya opera-sional pertanian dan
hasil cukup memuaskan, dengan cara memelihara ternak itik di lokasi sawahnya.
Diakuinya, setelah dirinya meng-andalkan pupuk dari hewan ternak itiknya yang berjumlah 46 ekor, hasil padi miliknya mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya, selain biaya murah, menggunakan pupuk dari kotoran itik juga semakin menyuburkan padi dan hasilnya semakin melimpah. “Dari kurang lebih 6 hektar areal sawah dalam satu kali panen mampu menghasilkan 24 ton beras dengan kualitas Kristal, dengan hasil itu secara otomatis pendapatan keluarga ikut meningkat. Setiap hari libur ataupun pulang mengajar saya memanfaatkan bersama keluarga saya menggarap sawah, hasilnya lumayan bisa menambah penghasilan keluarga,” kata Iman
Diakuinya, setelah dirinya meng-andalkan pupuk dari hewan ternak itiknya yang berjumlah 46 ekor, hasil padi miliknya mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya, selain biaya murah, menggunakan pupuk dari kotoran itik juga semakin menyuburkan padi dan hasilnya semakin melimpah. “Dari kurang lebih 6 hektar areal sawah dalam satu kali panen mampu menghasilkan 24 ton beras dengan kualitas Kristal, dengan hasil itu secara otomatis pendapatan keluarga ikut meningkat. Setiap hari libur ataupun pulang mengajar saya memanfaatkan bersama keluarga saya menggarap sawah, hasilnya lumayan bisa menambah penghasilan keluarga,” kata Iman
C. PENTINGNYA TERNAK ITIK
1. Sebagai Usaha Rumah Tangga
Usaha ternak itik bagi masyarakat di pedesaan merupakan salah satu mata pencaharian
untuk meningkatkan pendapatan
rumah tangga. Pada umumnya itik dipelihara secara tradisional (ekstensif)
dengan pengembalaan di lahan sawah atau rawa.
Begitu Musiran (54) masuk kandang, itik-itik itu langsung
berhamburan menghampirinya. Dengan cekatan, puluhan itik langsung mencocor
makanan yang dibawa sang majikan. Setelah kenyang, mereka menyingkir dan
Musiran langsung membawa ember makanan itu keluar kandang.Itulah aktivitas
rutin Musiran, warga Dusun Bogoran, Trirenggo, Bantul. Tiga puluh tahun sudah
ia membudidayakan itik untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah itik yang ia
kembangkan sudah mencapai 1.110 ekor. Pengembangan itik diarahkan untuk
dua hal, produksi telur dan bibit. Untuk telur, peternak menjual dengan sistem
butiran. Tiap butir dihargai Rp 1.100. Untuk bibit, ia jual Rp 3.500 per ekor.
"Bibit adalah itik yang baru saja menetas. Pembeli bisa membeli bibit saat
masih berwujud telur dengan harga Rp 1.200 per butir," katanya, Selasa
(24/5). Dalam sehari, jumlah telur yang terkumpul mencapai 660 butir atau
setara Rp 726.000. Dari jumlah itu, Musiran harus menyisihkan sekitar Rp
500.000 untuk biaya pakan. Jadi, keuntungan bersih dari telur itik mencapai Rp
226.000 per hari. Untuk pakan, Musiran menghabiskan 190 kilogram konsentrat
yang dicampur katul dan nasi aking. Di Bogoran ada 25 warga yang mengembangkan
usaha serupa.
Mereka
tergabung dalam Kelompok Ternak Itik Gurun Sahara. Jumlah populasi total itik
mereka mencapai 3.000 ekor. Guna menjaga lingkungan supaya tidak kotor dan
berbau, mereka mengandangkan itik secara berkelompok. Ada enam kandang yang
tersedia. Kandang itu berlokasi di sekitar sungai kecil. Tujuannya agar
perkembangan itik lebih maksimal. "Itik paling suka berada di sungai.
Makanya, lokasi kandang sengaja kami pilih berdekatan dengan sungai," kata
Suhardi (40), peternak yang mengembangkan
200 ekor itik. Ribuan itik itu tentu membutuhkan sistem keamanan yang memadai. Para
peternak menerapkan sistem ronda bergiliran. Ronda terbukti efektif menjaga
keamanan. "Selama ini belum ada kasus pencurian karena ronda rutin tiap
malam," ujar Suhardi.
Awalnya
budidaya itik hanya digeluti 1-2 orang. Setelah usaha terbukti mendatangkan
hasil, warga lain tertarik. Mereka mengembangkan usaha tersebut secara serius.
Tak hanya sebagai usaha sampingan, budidaya itik sudah menjadi sumber
penghasilan pokok warga. "Baru sekitar setengah tahun ini saya
mengembangkan itik dan ternyata hasilnya lumayan," kata Suparno, yang
memiliki 450 ekor itik. Suparno adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul. Ia mengaku hasil beternak itik melebihi
penghasilan sebagai PNS. "Saya memutuskan ikut beternak karena melihat
banyak peternak yang sukses," tuturnya. Telur dan bibit itik produksi
Dusun Bogoran biasanya diambil para pedagang dari luar kota seperti Purworejo
dan Kutoarjo, Jawa Tengah. Mereka tak pernah khawatir dengan permintaan pasar
karena selama ini produksi mereka selalu terserap. Untuk itik yang dewasa atau
sudah memasuki usia nonproduktif, peternak juga tak khawatir karena sejumlah
pedagang bebek goreng menantinya.
Sekarang
peternak justru khawatir ketika isu flu burung mencuat. Isu itu membuat
permintaan telur dan daging drop. "Kami berharap flu burung sudah mereda
karena kami juga sudah aktif memberi vaksinasi," katanya. Berdasarkan data
Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan Bantul, pencapaian kegiatan vaksinasi
unggas di Bantul tahun ini baru mencapai 52 persen. Dari total populasi unggas
580.000 ekor, baru 304.000 ekor yang divaksinasi. Kenyataan ini seharusnya
menjadi perhatian banyak pihak. Jangan sampai flu burung mewabah lagi. Itik
dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari
Amerika Utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Terus
menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang
yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Secara internasional ternak
itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina,
Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis).
Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal,
Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali
serta Lombok.
2.
Sebagai tabungan
Dikalangan
masyarakat pedesaan beternak adalah jenis kegiatan sampingan untuk memanfaatkan
waktu luang dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada untuk memenuhi berbagai
kebutuhan seperti sebagai tabungan yang bisa diambil sewaktu-waktu yang akan
berkembang atau berkurang tergantung tehnis pemeliharaan ternak, rata-rata
seorang peternak juga sekaligus sebagai petani yang memiliki beberapa sumber
bahan makanan ternak seperti rumput, limbah pertanian dan jenis tanaman yang
disekitar lokasi pertanian dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak.
Tujuan beternak
adalah sekedar sebagai kegiatan sampingan dan sebagai tabungan dalam bentuk
hewan peliharaan yang akan dimanfaatkan ketika dibutuhkan seperti ketika awal
musim tanam untuk modal usaha bercocok tanam, membayar biaya pendidikan anak,
meningkatkan kesejahteraan untuk memperbaiki tempat tinggal, membeli berbagai kebutuhan
tambahan baik alat transportasi dan peralatan rumah tangga serta peningkatan
gizi keluarga yang secara tehnis pemeliharaan hanya sekedar memanfaatkan
sumberdaya alam yang ada seperti; dari pada pulang dari kebun atau sawah tidak
membawa apa-apa lebih baik sambil membawa makanan ternak. Selain itu tata
laksana perkandangan seadanya sehingga tingkat kesehatan ternak dan ligkungan
kurang mendapat perhatian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
dapat kita ambil dari pembahasan, Bahwa beternak Itik itu dapat memberikan keuntungan
yang menjanjikan bagi kalangan masyarakat untuk menjadikan sebagai salah satu
usaha yang dapat menambah penghasilan.
Di
antanranya Itik sebagai penghasil daging, sebagai penghasil telur, dan menjadi
tabungan untuk biaya sekolah, dan ada juga yang menjadikan ternak Itik
itu sebagai pekerjaan sampingan yang dapat menambah penghasilan.
Saran
Kebanyakan
para pengusaha peternakan berlomba-lomba untuk berternak ternak-ternak besar
seperti sapi dan kambing karena sangat menguntungkan. Namun, perlu kita ketahui bahwa usaha ternak
itik juga menguntungkan. Untuk itu, bagi peternak, sangatlah bagus jika
berternak itik, karena banyak manfaatnya seperti penghasil daging, telur, dan
penunjang pendapatan, selain itu juga dapat dijadikan sebgai hobi. Beternak
bukan kita lihat dari keuntungan yang didapat, melainkan seberapa besar
manfaatnya bagi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://worldpeternakan.blogspot.com/2012/02/manfaat-ternak-itik.html http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2313556-manajemen-peternakan-masyarakat-pedesaan/#ixzz273027gws
Bambang Suharno, Ir. dan Khairul Amri.
Beternak itik secara intensif. Penerbit Penebar Swadaya. Tahun 1998
Redaksi Trubus. Beternak Itik CV. 2000-INA.
Penerbit Penebar Swadaya.Tahun 1999
Prawoto; Peternak ternak itik. Desa Sitemu
Kec. Taman Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah 52361
Pius P Ketaren. 2002.
Kebutuhan gizi itik petelur dan itik pedaging. Balai
Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor.
L. Hardi Prasetyo. 2007. Bahan-bahan pelatihan peternak itik, pembibitan ternak itik. Bogor.
L. Hardi Prasetyo. 2007. Bahan-bahan pelatihan peternak itik, pembibitan ternak itik. Bogor.